Lina Si Cewek Pindahan
Sekarang aku duduk dikelas 2 SMA disalah satu sekolah swasta di kota ku, walau aku masih 17 tahun jangan bilang permainan ku kecil, sex, minum minuman,trek trekan dijalan dan dunia malam itu hal biasa buat ku, karEna sudah mendarah daging semenjak aku SMP. Diliat dari latar belakang keluargaku, karna terlahir sebagai anak tunggal aku sangatlah manja dirumah, bahkan aku terlihat sangat baik dimata orang tua ku,dan aku pun sangat santun kepada mereka, berbeda dengan kehidupan luarku, sehari hari orang tua ku bekerja sebagai pedagang grosir di pasar pusat pekanbaru, karna orang tua ku memiliki 5 toko, jadi harus mengurusnya berdua, itupun dari jam 6 pagi sampe jam 6 sore.
Aku tinggal dirumah minimalis 2 lantai, dengan 3 kamar didalamnya, 2 kamar dibawah dan 1 lagi dilantai atas, kamar depan ditempati oleh orang tua ku, aku sendiri berada dikamar lantai 2 , sedang kamar 1 lagi kosong. Keseharian ku dirumah nyaris jarang, paling pulang sekolah aku keluyuran dan terkadang kalau tidak ada acara sama teman teman aku bantu bantu orangtua ditoko, serta setelah makan malam keluarga, jadwal wajibku ngumpul sama anak komunitas mobil ku. Seperti itulah kehidupan sehari hari.
Pada siang hari itu terasa sangat melelahkan, badanku terasa lemas dan malas untuk mengikuti pelajaran, karna merasa lemas aku minta izin keluar kepada guru matematika ku, aku terus berjalan dengan suntuk menuju kamar mandi untuk mencuci muka, setelah sedikit merasa segar aku berjalan menuju kantin sekolah untuk merokok , setelah duduk santai sambil memantik rokok sebatang. Dari kejauhan terdengar suara memanggilku, “roy… roy !”
Kulihat kebelakang ternyata siska si budak sex ku dengan temannya yang terasa masih asing bagi ku, , orangnya cantik putih mulus, dan tinggi semampai serta body yang sangat bohai bak gitar spanyol.
“eh kamu sis, gak masuk ?”
“Guru bahasa Indonesia gak masuk, kamu sendiri kenapa gak masuk?”
“malas aku, suntuk kali dikelas”
“hahahahaaa, kamu mah suntuk tiap hari, mana ada rajinnya” sambil duduk didekat ku
Mengalihkan pembicaraan
“teman baru kamu sis?” sembari aku menunjuk ke cewek cantik itu
“owh, Lina maksud kamu, iya dia anak baru pindahan dari palembang, hmmm baru tadi pagi masuknya”
“kenalin lah sama aku kek mana lah kamu ni, gak asyik ah,”
“eleeeeh kamu, gak bisa liat yang bening dikit aja, Lin kenalin ini roy teman aku juga” sembari memegang bahu Lina.
Lina menjulurkan tangannya dengan malu “Lina”,
“roy” balas ku singkat,
Baca : Hasrat Bunda Iren
kupandangi tubuh nya sungguh mengagumkan,dan tetek yang menonjol dibalik seragam sekolahnya, membuat kontol ku berontak dari sarangnya, namun aku berusaha menahan diri. Tanpa aku sadari ternyata Lina juga memandangi, karna seorang yang ahli dalam membaca situasi, aku tau sekali bahwa Lina juga menyukai wajah dan penampilanku, untung saja dia belum tau perangai aku terhadap wanita, heheh.
Terasa kikuk aku akan kecantikannya dan tak tau bilang apa lagi, buru buru aku matikan rokok ku, berniat pergi kekelas saja dengan alasan sudah terlalu lama permisi, diperjalan aku mengumpat diri ku sendiri, mengapa aku harus pergi, kenapa tidak aku olah aja, tak biasa nya aku seperti ini. Didalam kelas pun aku jadi gelisah memikirkan Lina si anak baru, bahkan kegelisahan ku berlanjut sampai jam pulang. Demikian perkenalan singkat ku dengan Lina yang montok.
Bel pun berbunyi, karna tak ada kegiatan lagi aku pun menginjak pedal gas mobil ferozza ku pulang. Sesampai dirumah kesuntukan kembali datang karna tak ada yang mau dilakukan, aku Cuma menonton televise samba merebahkan badan ku diatas sofa, tak terasa hujan pun turun tepat pada pukul empat sore, dengan keadaan suntuk tersebut handphone ku berbunyi, ternyata siska,
“hallo, ada apa sis?”
“ya hallo, roy kamu dimna?”
“aku dirumah, kenapa?”
“aku kerumah yah, kami kehujanan ni, depan gang rumah kamu.”
“kami” kamu sama siapa emang nya?
“ntar lah Tanya tanyanya, hujan aku mau jalan lagi ni”
Telfon pun dimatikan,dua menit aku menunggu terdengarlah bunyi kereta matik didepan rumah ku, aku sudah tau itu pasti siska yang datang, saat aku buka pintu darah ku langsung diubun ubun, ternyata yang bersamanya adalah Lina, sungguh cantik mereka berdua dengan seragam sekolah transparan karena hujan, kupersilahkan mereka masuk dan memberikan handuk untuk mengeringkan badan, tak lama setelah mengelap rambut hape siska berbunyi, dan pergi kebelakang untuk menganngkatnya, dua menit aku menunggu dan Lina masih aku abaikan dengan niat agar dianggap cool hehehe siska pun datang dengan terbirit birit,
“roy maaf ya, aku pulang duluan yah, papa aku pulang dari bukittinggi, papa terkurung diluar , orang gak ada dirumah, gak pa pa yah.”
“yaudah pulang terus, ntar kenapa napa boss mu lagi.”
“yah Lina kek mana, kamu tolong anterin ya roy?”
“yaudah iya aman tu,”
Tak lama siska pergi aku ngajak Lina ngobrol.
Kamu tinggal dimana?
“di panam roy”
Yaudah nantik aku anterin yah.
Nantik? Sekarang aja yah, nantik tetangga marah kita beduaan aja dirumah
Hahaha, santai aja pekanbaru ini surga kali Lin, tak ada yang bakal mengusik kita kok
Bener ni gak pa pa? tanya nya ragu ragu
Iya, nyantai nyantai aja dulu, sekalian hangatin badan, pasti kamu kedinginan, hehe
Iya dingin banget ni roy
Yaudah kamu duduk aja dulu di sofa, ntar biar aku yang hangatin, hehehe
Woo, ngawur aja kamu ni roy.
Hehe, becanda kok.
Tak bnyak yang kami lakukan dirumah, Cuma bercerita cerita tentang Lina aja, ternyata Lina pindah kesini karna ikut orang tua nya yang dipindah tugaskan, sekian banyak yang ceritakan, ngawur ngidul sampai dia sudah sangat nyaman disebelah ku orang yang baru dia kenal, setelah bosan kami lanjutkan dengan nonton tivi, tentunya selama berdua tak lupa ada coklat panas yang menemani kami.
Berjam jam sudah kami berdua, sampai lupa waktu yang sudah menunjukkan pukul enam sore, tapi kami tidak melakukan hal hal yang berbau seks, karna aku akan biarkan dia menganggap laki laki baik baik dan lebih sering kerumah ini, tit tit, bunyi klakson terdengar di depan rumah ku, sudah pasti itu orang tua ku, yang emang sudah jadwal pulang mereka.
Siapa tu roy?
“orang tua ku, biasa baru pulang dari toko” kata ku
“yah, terus aku kek mana nih”
Santai aja, mami papi aku orangnya baik kok
“yah, tapi kan aku segan, kita bedua aja dirumah”
Tanpa menjawab pertanyaan Lina aku langsung membukakan pintu buat orang tua ku,
Roy, lampu depan kenapa gak dihidupin? Kata mami ku
“eh, iya mam, roy lupa, keasyikan cerita sama kawan baru roy mi”
“siapa kawan barunya?” sambil berjalan kedalam
“Lina, namanya mi, anak pindahan dari Palembang, tadi dia kehujanan, minta tolong roy anterin pulang” sahutku
Tak berapa lama.
“oh ini yang namanya Lina? Cantik ya, kek mana? Enak tinggal dipekanbaru?” sahut mai ku ramah.
“eh, iya tante” sambil menyalami kedua orang tua ku tentunya dengan gaya yang sangat kikuk
“ jangan panggil tante dong, panggil mami aja” hmm kayaknya mami ku menyukai Lina ni pikerku.
“papi ke kamar dulu ya” kata papa ku memotong pembicaraan
“iya pi” kata Lina makin kikuk dengan sapaan keluarga ku
Setengah jam kemudian, setelah mami menyiapkan makan malam, aku mengajak Lina makan bareng keluarga ku, sikap Lina yang sangat kikuk mulai terbiasa setelah berbicar hangat sama mami ku, yang mudah akrap sama orang, maklum, kedua orang tua ku pedagang, jadi mudah membaur. Tepat jam delapan malam Lina ku antar pulang yang sudah ditelpon sama orang tuanyayang udah kecemasan anaknya belum pulang dari pagi, apalagi hari pertama Lina sekolah disini. Untung saja mami ku berjiwa muda, dan berbicara dengan orang tua Lina, sampai semuanya tenang tenang saja.
Diatas mobil, kami tak banyak bicara maklum Lina masih kaget dengan pengalaman berkenalan dengan orang tua ku, yang aku bukan siapa siapanya, bahkan baru hari pertama kenalan.
Selanjutnya hari kujalani seperti biasa, tak ada yang berbeda sampai malam minggu, aku yang sedang ngumpul sama anak klub, diganggu dengan bunyi telpon. Telpon dari nomor baru.
“halo, siapa ni”
“Lina roy, kamu lagi dimana?” sahutnya
“oh Lina, lagi dijalan nangka ni, ada apa ?
“gak ada ada apa roy, besok kamu gak ada acarakan? Aku kerumah ya?” tanya nya
Aku kaget kata katayang keluar dari mulut, sebenarnya aku ada acara besok, tapi karna Lina yang telpon, aku bilang gak ada aja.
“gak ada Lin, yaudah besok aku tunggu, jam berapa Lin?”
“jam delapan roy”
Gila ni cewek pikirku, perasaan aku masih tidur kalau jam segitu, apalagi hari minggu,
“iya Lin”
Setelah berbasa basi sedikit aku menutup telpon.
Ternyata malam minggu yang aku lalui ini adalah malam minggu yang panjang, bahkan aku begadang bersama kawan kawan sampai jam lima pagi, jam enam baru aku nyampe dirumah dan langsung tidur, aku tlah melupakan Lina yang mau datang kesini, dalam enak tidur terasa ada tangan yang menyentuh bahu ku seraya memanggil.
“roy, roy, bangun roy”
Aku buka mata sedikit ternyata Lina yang membangunkan, lalu aku tutup mata lagi dan berpaling membelakangi nya, Lina tak menyerah membangunkan ku, sebenarnya aku sudah bangun, tapi pura pura aja lagi. Dalam pikiran sadar dan gak sadar aku punya rencana iseng, aku menggeser tubuhku menjauhi Lina dan merapat kedidinding, Lina yang gigih terpaksa naik ketempat tidur ku, semenit dia berusaha membangunkan ku, aku putar badan dan merangkul nya, hingga ikut tertidur, aku himpit badannya dengan pahaku, terasa wangi bahkan didit ku langsung nganceng dengan posisi seperti ini, aku masih berpura pura belu sadarkan diri, terdengar suara Lina,
“roy, jangan kek gini Lina malu” sambil berusaha melepaskan diri.
Tapi badan ku makin ku tempel dan kupeluk erat, makin lama terasa perlawanannya makin berkurang, mungkin dia berpikir ini bentuk reflek ku, berapa menit dalam pelukan ku, aku pun benar benar kembali tertidur aku tak tau mengapa, saat aku membuka mata aku masih melihat Lina disamping ku yang ikut tertidur pula, tangan tepat diatas dadanya yang masih sangat kencang, lalu kulepas perlahan dan kuputar badan ku, ku lihat jam sudah menunjukkan jam sebelas siang, lalu aku segera mandi, dan berpakaian boxer dan kaos putih aja.
Setelah semua siap aku melihat Lina yang benar tertidur diranjang ku, mungkin dia benaran mengantuk piker ku, ku perhatikan badannya dengan celana dasar laejing dan baju kira kira panjangnya sampe sedikit diatas lutut, seperti gaya gaya korea gitu, cukup cantik terlihat, kudekati Lina, kuelus kepala Lina dengan lembut, tak biasanya juga aku seperti ini, mungkin ini lah cinta yang dikatakan orang, seraya aku membangunkan Lina,
“din Lina bangun sayang” kata ku lembut, pokoknya sejak menit itu aku jadi laki laki yang sangat lembutlah, sangat berbeda dengan diriku diluar, sikap ku padanya sama seperti kepada kedua orang tua ku. Semenit kemudian Lina pun terbangun,
“”roy nakal” dengan suara serak dan nada yang manja
“bangun e, dah siang ni sayang” suaraku berkata bagai aku tlah memilikinya
“aaa roy jahat” kata nya makin memelas, tapi terlihat sangat cantik
Aku elus kepalanya, dan tak ada tanda tanda larangan darinya, mungkin sudah terbawa suasana, yang nyaman dikamar ku dan bayangan tidur berdua tadi,
“roy udah mandi ya?’
“iya sayang, dah gantengkan, hheh? Kata ku sembarang
“hu uh,” sambil dia menganggukkan kepala.
“Yok bangun sayang”.
Lina malah menjawab,
“bangunin lah” katanya makin manja
Lalu kutatap matanya cukup lama, dia pun begitu, sudah habis piker ku, dan sudah gak tahan melihat tingkahnya barusan aku langsung nyosor mulutnya dengan lembut, awalnya tak ada balasan ciumannya dingin, Nampak kali belum pernah ciumannya, perlahan lahan kujulurkan lidahku masuk kemulutnya, beberapa saat dia belum bisa membalasnya, tapi pelan pelan lidah nya mulai menari mengikuti irama lidah ku, aku memang tak bergesa gesa aku biarkan dia terbiasa dengan ciuman yang dikatakan orang itu. Beberapa menit kami beciuman tanpa ada pergerakan dari tangan ku, sepertinya Lina sangat menikmatinya. Setelah aku puas pemanasan aku hentikan semuanya,
“yok bangun, nantik lanjutin lagi” kata ku, akhirnya dia bangun dengan perasaan tidak puas, aku ajak dia kruang makan dan mengajak dia berbincang sambil makan.
“makan dulu kita, lapar kali ni ni, pasti kamu belum makan kan” kata ku
“iya roy” jawabnya singkat
“tadi kek mana kamu bisa masuk din?” tanya ku heran
“mami tadi belum pergi, lagi masak jadi Lina bantuin bentar, pas mau berangkat disuruh mami bangunin roy” jawabnya
“owh, untunglah ada mami tadi ya kalau gak da siapa yang mau buka in pintu, hehe”
“roy sih, banguninnya susah kali, sampe Lina ketiduran juga, hmm”
Beberapa menit terdiam
“roy, boleh ngomong sesuatu gak? Sanggahnya lagi
“ngomong aja terus”
“eh yang tadi tu ciuman pertama Lina lo”
“owh, aku dah ttau kok”
“tau dari mana?” tanya nya heran
“Nampak kali gak pandenya,hheheh” ejek ku
“roy ni,,,,,,,” sambil mencubit lengan ku
“enakkan ciuman ku?”
“hu uh” angguk Lina pelan
“ mau lagi gak?”
“Lina malu e, apa kata orang nantik”
“hehee, habisin nasinya trus” jawab ku seperti gak mengharapkan kali, padhal aku sudah punya rencana dibenak, heheh
Selesai makan aku ajak Lina nonton tivi, setengah jam nonton film twilight pikiran ku sudah gak karuan lagi, pikiran ku menghayal sampai kontol ku jadi ngaceng, kurangkul Lina, Lina diam aja, tangan kiriku memegang dagunya dan mengarahkan kepalanya kearah ku, belum sempat Lina bertanya aku lanngsung melumat bibirnya, tak seperti tadi Lina lebih pandai membalas ciuman ku, tiga menit berciuman tangan kiri ku mulai bergerilya mulai dari perutnya sampai kebuah dada nya, tapi timbul perlawanan dari Lina, Lina menggeser tangan ku, berulang kali kucoba meraba selalu gagal, kuturunkan ciuman ku Lina Lina dan kujilati serta kuhisap sehingga meninggalkan bekas merah dilehernya, dari sini terlihat dini terangsang hebat setiap kali ku isap leher sebelah kirinya.
Tak ku siakan kesempatan ini, langsung ku remas susu Lina, tak seperti tadi Lina membiarkannya, bahkan terlihat dia terangsang hebat, mungkin karna baru pertama kali dipegang susunya sama laki laki, beberapa menit aku bermain dileher dan dadanya yang masih bersegel itu aku berusaha melepaskan bajunya, kutarik badan Lina sampai berdiri, ini memungkin aku melucuti pakaiannya yang panjang didudukinya tadi, dengan sigap aku tarik keatas bajunya , Lina terkejut, belum sempat dia bicara aku langsung melumat bibirnya dan merebahkannya di atas sofa, sebelum itu tangan ku berusaha melepas pengait bra nya, disela sela ciuman terdengar,
“roy engg, jangan lepas itu”
Kata katanya tak kuhiraukan, susu 34B terpampang didepanku aku langsung meremasnya dengan ganas, walau tangan Lina berusaha melepaskan tapi perlahan perlawanannya melunak juga, ciuman ku turun ke leher terus kebuah dadanya kumainkan itilnya berulang kali kuhisap dan kujilat, dari sini lah mulai terdengar lenguhan Lina,
“Ah ehmm roy jang”
“uch eh roy hmmmm”
Lina tampak jelas terangsang, tangan ku bergerilya terus sampai keselangkangannya, dimana Lina makin mendesah hebat.
“Ach oh ah eh roy”
Sekian lama aku bermain seperti itu aku berusaha melucuti celananya yang berbahan spandek itu langsung dengan kolornya, disinilah terjadi perlawanan hebat dari Lina, sambil berusah menarik kembali celananya yang sudah sampe selutut.
“roy jangaaan ahhhh”
“Lina masih perawan roy, jangan buka” sambil menggelinjang hebat
Sepertinya Lina sudah mendapatkan ingat nya lagi, yang tadi terbuai di awan, aku berusaha menenangkan Lina sambil menghimpit tubuhnya,
“din, aku gak bakal lebih jauh kok, aku Cuma mau ciumin itu kamu, enak deh”
“gak roy, Lina gak mau, toloooong”
Sepertinya Lina tak mau ditenangkan lagi, dengan cepat aku turun kebawah tepat kepala ku didepan pepeknya, kujilati pepek tanpa bulu itu tanpa ampun, serta kedua tangan meremas buah dadanya sambil menahan badan Lina supaya tidak berdiri,
“ahhh jangan, ampun roy jangann och” ceracau nya
Sungguh enak pepek Lina sehingga aku tak mendengar kata katanya, tangan Lina berusaha mendorong kepalaku tapi tanpa perubahan tetap kujilati dan kuhisap isap.
“roy, kamu apain punya Lina ahc ohc”
“roy ach ehc ehhm hmmm”
Lina menutup matanya, sambil menggigit bibir bawahnya
“ahc roy”
Perlawanan dari Lina melemah, yang tinggal Cuma desahannya, desah demi desahan
“Ahc hm roy ehh “
Kujilati hingga lima menit kedepan supaya Lina bisa merasakan enaknya, badan Lina langsung menegang dan menggeliat kiri kanan, sepertinya Lina akan organism untuk yang pertama kali, langsung kulepas jilatku, tangan Lina berusaha menahan kepala ku dan pinggul diangkatnya ke atas, tampak kekecewaan dimukanya, langsung kusodorkan kontol kemukanya,
“nantik aku janji aku melanjutkan jilatannya, tapi isap dulu ya din”
“Lina gak bisa roy” jawab singkat
“buka aja mulut nantik aku ajarin deh, pokoknya enak”
Baca : Ibu Ana Wali Murid Anakku
Lina mau ngomong lagi aku langsung lesatkan konttol ku ke mulutnya, kupegang kepalanya aku maju mundurkan, nikmat sekali kadang sakit kenak giginya, maklum lah pemula heheh
“din jangan kena gigi dong”
10 menit Lina nyepong kontol ku, aku udah gak tahan lagi, kupercepat gerakan tangan dikepalanya,
“ahhhhhhhhhhh” desah panjangku, lalu aku semprotkan sperma dimulutnya, kepala Lina menggeleng ingin melepaskan, tapi aku tahan.
“telan aja din, nikmat kok”
Dengan susah payah Lina menelannya, aku merasa lemas dan merbahkan badan dia atas badan,
“roy, Lina gak bakal hamil kan? Tanya nya
“gak din, mana bisa hamil gara gara itu”
“Lina pengen dijilat lagi roy”
Aku kaget mendengar ucapan nya
“ apa din?”
Walau sudah lemas. Aku langsung menepati janji ku untuk menjilati pepek Lina lagi, tak seperti tadi, Lina lebih menikmati rangsangannya dan mendesah hebat.
“ahc roy hmmmm enak”
“ohc ehhh enak roy, distu lamain roy, ahc”
5 menit sudah aku menjilati, badan Lina mengejang lagi, inilah kesempatan kedua pikirku, kutarik kepala ku lagi,
“kok berhenti roy,?”
“ lanjutin roy” rengeknya lagi
“iya sabar, ini bakal lebih enak din.” Jawab ku sambil melucuti semua pakaian ku dan celana Lina yang tak seutuhnya lepas, kontol ku sudah tegang habis, perlahan lahan kuarah kan kontol ku kepepek nya,
“mau apa roy? Tanya nya heran
“katanya mau dilanjutin, pake ini aja ya, capek jilat terus” seru ku
Lina ngangguk pelan, seperti rasa tanggung yang dideritanya membuat dia tidak sadar akan diperawani detik ini.
“tahan dikit ya din, agak sakit dikit, tapi bentar juga enak kok”
“iya roy” sambil memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya
Sangat susah memasukkannya, bahkan untuk memasukkan kepalanya saja butuh waktu tiga menit,
“ahc sakit roy”
Dengan tanpa perasaan kutekan kuat kontol ku dalam dalam, “ahccc ampun” seru Lina, beberapa saat kudiamkan kontolku didalam pepek Lina, supaya pepek bisa menerima kontol ini dengan baik, setelah itu aku gerakkan pelan maju mundur,
“ahc sakit roy”
“sayang, sebentar lagi juga enak kok” kataku untuk menenangkannya
Beberapa menit kemudian, rintihan Lina berganti dengan desahan,
“gimana sayang? Tanya ku
“enak say ahc ohc”
“ahc terus roy”
Ahc eh oh hmmmm
Ohhhh royyy
Sepuluh menit ku pompa pepeknya, Lina mengejang
“roy, jangan dilepas lagi ya oh eh” pintanya
“iya din, sama sama kita keluarin aku juga mau ahh“
Tak beberapa lama tersembur cairan hangat di kontol ku, dan aku balas cairan hangat itu dengan peju ku.
“ahcc roy nikmat sekali”
Kutarik kontol ku seiring dengan itu ikut keluar cairan yang bercampur darah dari pepek.
“makasih ya sayang” kata ku
“Lina gak bakal hamil kan roy?
“gak kok, kan baru pertama kali sayang, tenang aja,”
“enak kan”
“iya roy”
Setelah itu kami mandi bersama dan ngentot lagi dikamar mandi, sehabis mandi kami tidur bersama dikamar ku, sampai pukul empat sore, saat terbangun kami main lagi, berarti tiga kali kami main sehari tu, mandi lagi, lalu kami pergi jalan jalan sore dengan mobil feroza ku, sambilmencari makan diluar, beberapa hari kemudian kami jadian, sepertinya aku benar benar jatuh cinta padanya, mendengar kami jadian, para pecun ku langsung memusuhinya bahkan teman pertamanya ikut memusuhinya, aku bilang untuk tidak terlalu mempedulikannya.
Sampe sekarang kami masih berpacaran, ntah sudah berapa kali melakukan hubungan seks, enam bulan pacaran baru aku berani mengakui kami pacaran pada orangtua, kedua orang tua merestui, jadi kami lebih mudah melakukan hubungan seks dimana kami sukai, baik dirumahnya maupun dirumahku, sekian cerita ku.
0 komentar:
Posting Komentar