Dita Janda Cantik
Dita Janda Cantik - Siang itu hp-ku berdering dari nomer yang tidak aku kenal dan ketika kuangkat terdengar suara seorang wanita
“Halo mas Adhie, apa kabar? kok lama gak ada kontak-kontak aku sih?”, karena tidak mengenali suaranya, akupun menanyakan “Aku baik-baik saja, sorry dengan siapa ini?”.
“Ini Dita mas, wah udah lupa ya sama Dita? jawabnya. Aku jadi ingat Dita, dia seorang janda cantik berusia 35 tahun dengan 2 anak.
Aku mengenalnya ketika ia masih menjadi istri simpanan kenalanku seorang pejabat bank milik pemerintah, pada saat itu usianya baru sekitar 20 tahun. Baru-baru ini aku bertemu dengan Dita kembali pada saat aku dan istriku hendak mengambil raport anak kami yang kebetulan sekelas dengan anak Dita yang besar. Untuk menghindari kecurigaan istriku, pada saat bertemu aku hanya mengangguk tersenyum sambil mengedipkan mata. Untungnya Dita pun memahami dengan tidak mengajakku berbicara sehingga istriku tidak menaruh curiga.
“Hei kok mas Adhie diam aja?, hayo sedang mikir apa….jorok ya?” sapanya lagi ditelepon yang mengagetkan aku.
“Gak kok Rit, cuma sedang ngebayangin kamu aja, kok kamu tambah oke sekarang” candaku yang disambut derai tawanya yang renyah.
“Mas kantornya masih disana khan?, mampir kerumah kapan2 mas” katanya sambil menyebutkan alamat rumahnya yang memang sering aku lalui apabila hendak kekantor.
“Dita udah dicerai 2 tahun yang lalu lho mas” katanya lagi.
sebetulnya aku sudah mengetahui itu karena keluarga kenalanku bekas suaminya sempat heboh ketika mengetahui sisuami/bapak mempunyai istri simpanan. Kamipun ngobrol ditelepon panjang lebar diselingi humor2 sedikit berbau sex yang kadang ditanggapi Dita sambil berkata “Wah kalo ngobrolnya begini, yang repot Dita mas, gak ada pelampiasan,kalo mas Adhie sih enak”, aku tertawa mendengar itu dan berjanji akan mampir rumahnya.
Baca : Pacarku Dan Kedua Temannya
Keesokan harinya karena kebetulan supirku tidak masuk karena ijin menengok orang tuanya yang sakit dikampung, pada perjalanan menuju kantor aku membelokkan mobilku kealamat rumah Dita. aku berpikir tidakada salahnya mampir sebentar dirumah Dita. Setibanya didepan alamat rumah yang diberikan Dita, aku melihat Dita sedang berbelanja sayur didepan pintu pagar rumahnya. Akupun memarkir mobilku dan dari dalam mobil memperhatikan Dita sambil menunggu dia selesai berbelanja sayur.
Dita mengenakan daster yang longgar dan terlihat rambutnya dibungkus handuk sehingga aku tau dia baru saja selesai mandi. Setelah selesai berbelanja dan tukang sayur sudah menjauh, akupun memajukan mobilku dan memarkir didepan pagar rumahnya. Ketika aku turun dari mobil dan menghampiri pintu pagar, Dita terhenyak kaget melihatku “Eh mas Adhie, kirain siapa. Wah sorry mas Dita sedang berantakan habis mandi dan belanja nih, maklum kedua pembantu sedang pulang kampung” katanya sambil mempersilahkan aku masuk. Akupun masuk dan duduk diruang tamunya yang meskipun tidak terlalu besar tetapi tertata apik dan berseni.
Dita permisi meninggalkan aku untuk meletakkan belanjaannya didapur. Sambil menunggu aku melihat-lihat koleksi foto yang terpampang didinding ruang tamu yang kebanyakan adalah foto2 Dita yang memang dulu pernah menjadi seorang foto model. Membandingkan Dita sekarang dengan foto2 yang terpampang, tidak banyak berubah, aku rasa karena Dita yang ada darah Aceh dan Betawi rajin merawat tubuh dan senam. Dita kembali keruang tamu dengan membawa 2 minuman hangat, ketika melihatku sedang memperhatikan koleksi fotonya, dia berkata
“Itu hanya sebagian foto2 Dita mas, yang keren2 Dita pasang dikamar”,
“Keren gimana Rit?, ini saja menurutku sudah oke2 tuh” sahutku.
“Wah kalo liat yang dikamar bisa bengong nanti mas Adhie” katanya lagi sambil tertawa dan duduk disofa didepanku.
Dita sudah melepas lilitan handuk dikepalanya tapi tetap menggunakan daster, terus terang Dita terlihat sangat cantik dengan rambut terurai basah. Belum lagi daster tipisnya yang kadang menerawang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang aduhai, apalagi ketika meletakkan minuman yang otomatis dia menundukkan tubuhnya aku dapat melihat belahan dada nya dengan jelas karena Dita tidak mengenakan BH dibalik dasternya, pemandangan sensual itu langsung membuatku horny dan kontolku langsung mengeras.
“Belanja sayur tadi murah ya Rit?” tanyaku bercanda,
“Abis yang belanja cantik dan sexy sih”,
“Ah mas Adhie bisa aja” katanya tersipu dan mukanya merona merah menambah cantik wajahnya.
kemudian Dita pun bercerita tentang kasusnya, dimana istri pertama suaminya pernah mendatangi rumahnya yang menyebabkan keributan. Karena kasus itu suaminya mendapat tegoran keras dan harus menceraikan Dita. Aku melihat airmatanya menggenang dipelupuk matanya ketika menceritakan itu, dan Dita menghapusnya dengan tissue. Untuk mengalihkan pembicaraan yang membuatnya sedih berpikir, aku bertanya padanya
“Emang foto2 kamu yang dikamar se-sensual apa sih Rit?”.
“Mau liat mas?, tapi janji ya jangan diketawain” jawabnya yang aku iyakan, kemudian dia mengajakku menuju kamar tidurnya untuk memperlihatkan koleksi fotonya.
Berjalan dibelakang Dita dalam jarak yang dekat, aku dapat mencium bau harum sabun dari tubuhnya dan juga dengan jelas aku dapat melihat bongkahan pantatnya yang bergoyang ketika melangkah. Hampir saja aku tidak dapat menahan diri untuk memeluk tubuhnya dari belakang, untung aku masih menjaga image dengan menahan diri. Setibanya dikamar tidurnya, aku sempat terhenyak melihat sekitar sepuluh koleksi foto Dita berukuran setengah poster yang keseluruhannya artistik hitam putih.
Istimewanya lagi keseluruhan foto tersebut memperlihatkan tubuh telanjangnya !!!.
“Apa komentar mas Adhie?” katanya mengagetkanku yang bengong melihat koleksi foto2 tersebut.
“Wah istimewa foto2 kamu Rit, gimana aslinya ya”, sambil mencubit pinggangku Dita berkata
“Ih….mas Adhie genit, masa mau liat aslinya Dita, udah tua nih aku mas”.
Karena dia tidak melepaskan cubitan dipinggangku, maka aku tangkap tangannya dengan sedikit menarik sehingga tubuh Dita tidak seimbang dan agak sempoyongan tubuhnya merapat ketubuhku yang secara refleks aku peluk. Memeluk ubuh Dita yang hanya dibalut daster tipis terasa sangat sensual, apalagi ketika diamenengadahkan wajahnya yang cantik berjarak sangat dekat dengan wajahku.
“Eh mas, mau apa?. lepasin Dita mas” katanya dengan agak meronta dipelukanku. Karena sudah dipenuhi nafsu otakku, aku tidak melepaskan pelukanku, malah kemudian aku cium bibir indahnya dan kukulum. “Mmmmffff….jangggaaan…mass….inget….sss hhh” katanya sambil tetap meronta hendak melepaskan pelukan dan ciumanku. Dengan tinggi sekitar 163 dan berat sepandan, rontaan Dita tidak berarti bagiku yang tinggi 170/76.
Sambil tetap mengulum bibirnya, aku mulai meremas bongkahan pantat sexynya dan agak sedikit kuangkat keatas dan merapat ketubuhku.
“Mmmmmm…..masss….ssshhhh” gumamnya yang kini sudah tidak meronta lagi malahan membalas ciumanku.
Kumasukkan lidahku kemulutnya yang langsung disambut dengan hisapan pada lidahku, kemudian dia berusaha memasukkan lidahnya kemulutku yang juga langsung kuhisap kuat2. Tanganku yang tadinya mermas pantatnya, kini sudah mulai meraba pahanya yang mulus sambil menyingkapkan dasternya, ketika tanganku sampai diselangkangan yang dibungkus celana dalam tipis, kuusap2 belahan memeknya yang membuatnya menggelinjang dan makin bernafsu menciumku. Aku selipkan jariku melalui pinggir celana dalamnya untuk menyentuh memeknya dan dengan lembut aku kork dan raba, sementara ciumanku aku turunkan kelehernya kemudian turun kedadanya.
Dari bali daster yang dikenakan, kuciumi teteknya yang berukuran 36 dan wooww…masih kencang, lalu aku hisap putingnya dari balik daster yang dikenakannya. Sensasi rasa puting yang kuhisap dengan kain dasternya dimulutku membuatku makin bernafsu, sementara terasa memeknya mulai basah oleh rabaan jariku.
“Oooooooohhhhh…..maasss……enaaaakkk….trusss ss…. …sayaaaang” katanya sambil meremas rambutku. Geli gesekan kain daster diputing teteknya berbaur dengan hisapan dan gigitanku membuatnya makin menggelinjang tidak karuan. Dengan cepat aku buka daster yang dikenakannya, begitu juga celana dalamnya sehingga kini Dita berdiri dalam keadaan bugil. Kuraih teteknya, kuremas remas dengan sedikit kasar sambil memilin putingnya yang membuat Dita menjadi liar.
Lalu kuciumi kedua teteknya bergantian sebelum turun dan mulai menciumi selangkangannya. Dengan posisi jongkok diselangkangannya aku mulai menjilati memeknya. Dita dengan berdiri dan sebelah kakinya ditopangkan dipahaku agak sedikit mengangkang hingga memperlihatkan memeknya yang indah dan dicukur bersih. Ketika mulutku menemui klitorisnya, kujepit klitorisnya yang sebesar kacang kedelai dan sudah mengeras dengan bibirku dan aku hisap sambil menjilat klitorisnya sementara tanganku bermain dilubang anusnya. Kulihat Dita memejamkan matanya sambil meremas remas kedua teteknya sendiri sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi jilatanku dimemeknya.
“Sssssssshhhhhhh………puaaaassssiiin nn Ditaa…masssss……aggghhhh….ohhhh….mauuuu u… kluarrrr” dan sambil tubuhnya meregang, Dita menjepitkan kedua pahanya dikepalaku yang membuatku agak sulit bernafas dan kemudian terasa cairan memeknya dilidahku bertambah banyak, Dita sudah kliamaks.
Setelah terdiam sejenak, Dita sambil tersenyum menarik tubuhku, melepas pakaian yang kukenakan sambil menciumi wajahku kemudian setelah aku telanjang bulat membimbingku rebah ditempat tidur. “Sekarang giliran Dita ngerjain mas Adhie” katanya sambil mengecup kepala kontolku yang tegak gagah bediri pada posisiku yang telentang. Perlahan Dita menjilati batang kontolku naik dan turun sambil sesekali mengecup kepala kontolku. Rasa geli dan nikmat tak terhingga ketika Dita dengan lidahnya menelusuri urat yang menonjol dikontolku. Apalagi ketika dia membuka lubang kencingku denganlidahnya kemudian menghisap kuat2…
“Aggggghhhhh…..seddddaaaap……ayooooo. .. isap…. kuattttt…anjiiiingggggg….”, seperti biasa pada aku mengeluarkan kata2 kotor dan kasar.Sluuuurp….sluuurp….suara mulut Dita mengulum kontolku karena dengan sengaja dia mengeluarkan banyak ludah pada saat mengulum kontolku, aku merasa sensasi yang hebat.
“Jilatiiiin…kontollllkuuu….sebeluuum akuuu…entotin…memekkkkmuuuuu…bangsaaaat” teriakku liar sambil menarik tubuhnya dan meposisikan kami 69 lalu aku kembali menjilati memeknya selagi Dita asyik mengerjai kontolku dengan nikmat.
Lidahku kusapukan keseluruh permukaan memeknya kemudian mengitari lubang anusnya sebelum kembali kememeknya dan menghisap kuat2 klitorisnya. Saking nikmatnya Dita sempat menghentikan kulumannya dikontolku sambil mendesis
“SSsssshhhh…oooohhhh” ketika klitorisnya aku gigit2 kecil.
“Aku sudah gak tahan mas” katanya sambil bangkit dan berjongkok dengan membelakangiku kemudian sambil memegang batang kontolku perlahan-lahan dia menurunkan pinggulnya memasukkan kontolku keliang senggamanya yang terasa sangat sempit karena cukuplama tidak dijamah kontol lelaki.
Saking semptnya beberapa kali Dita berhenti sebelum melanjutkan memasukkan kontolku.Kudengar dia agak merintih mungkin terasa perih dinding memeknya dimasuki kontolku setelah semua kontolku masuk “Heeek…oooohhh….penuh memekku massss” rintihnya. Lalu Dita mulai menunggangikontolku, menaik turunkan, memutar pinggulnya dengan liar.
“Aggghhhhh….enaaaakkkk…bangettttttt…masssss. . sssssshhhhh.
“desisnya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liar.
karena posisi duduknya membelakangi aku ketika menunggangi kontolku, kadang aku bangkit mencium punggung dan leher belakangnya sambil meremas teteknya dari belakang dengan gemas. Kedengaran Dita agak kesakitan ketika kuremas kasar teteknya
Baca : Pemuas Nafsu Papa Tiri
“Addduuuhhhhhhh…….terusss….sakitinnnnn ….akuuuu…massss” teriaknya yang rupanya Dita suka sex kasar. “Teruuussssss……..entottttiiiin kontollllkuuu….bangsaaaattttt” gumamku sambil kadang menaikkan pantaku untuk menemui goyangan pinggulnya. Dan
“Adddddduuuuhhhhh…..akuuuu…keluuuuaaaarrrr .. ..sayaaaaang” teriaknya sambil mempercepat goyangan kemudian terasa dinding memeknya makin keras menjepit batang kontolku dan serasa batang kontolku disiram cairan didalam memeknya.
Setelah klimaks yang kedua, Dita terdiam sambil menghela nafas panjang menikmati klimaksnya pada posisi menduduki kontolku yang masih keras didalam memeknya. Tanpa melepas kontolku didalam memeknya, aku dorong tubuhnya sehingga Dita pada posisi menungging, lalu dengan ganas dan liar kugenjot Dita pada posisi doggie style.Sambil kuciumi punggung, leher dan belakang telinganya aku terus melanjutkan genjotan kontolku dimemeknya.
“Aaaaagggghhh………terussssss….mas ssss… .genjoooottt…yanggggg…..dalaaaam…entotinnnnn akuuu …masss” teriaknya ketika ia kembali terngsang birahinya oleh genjotan dan ciumanku. Kadang rambut indahnya aku tarik kasar sambil menepuk kedua pantatnya
“Yeeeeahhhh…..rasaaaaiiin…kontollllkuu….pela cuuuurrrrkuuu” bentakku dengan semakin memperkuat genjotanku. Rupanya Dita sangat suka dengan perlakuan dan kata2 kasarku
“Yaaaaaaa……..akuuuu….pelacuuuurmuuu……ent oooot akuuu dalammmm …dalaaaam” ujarnya sambil memaju mundurkan pantatnya mengimbangi entotanku.
Puas dengan posisi doggie style, aku balikkan tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya kepundakku kemudian kembali memompa memeknya sambil meremas kasar teteknya. Putingnya kupilin-pilin dan tarik yang membuat Dita agak kesakitan tapi nikmat “Yeeeeeaaahhhh………aggghhhh….ssshhhhh” desisnya.
“Masssss….Ditaaa….gakkkk…tahaaaannn….mauu uu.. .kluaaaarrrrr… lagiiiiiiii”, “Iyaaaaaa….babiiiii…..ayyyyoooo….bareeengggg g….akuuu jugaaaaa…” kataku ketika kurasa aku akan mengeluarkan spermaku. Pompaanku makin cepat dan dalam, sementara dinding memeknya kembali menjepit keras kontolku…dan…croooooot….crooooot akupun mengeluarkan spermaku didalam memeknya sementara Dita secara bersamaanpun kembali klimaks.
Setelah klimaks kami terdiam berpelukan sambil mencoba mengatur nafas kami yang tidak beraturan.”Maaf ya Rit, aku khilaf. Abis kamu sih sexy dan cantik” kataku kemudian sambil mengecup lembut bibirnya, “Ooh gak apa2 mass, terimakasih mas sudah menolong Dita dengan memuaskan Dita. Lagian baru sekali ini Dita merasa betul2 puas, suami Dita dulu gak bisa muasin Dita mas” jawabnya sambil membalas kecupanku.
Setelah membersihkan diri dikamar mandi, aku berpakaian dan pamit kekantor. Sebelum keluar dari rumahnya aku sempat mencium wajah cantiknya, dan kami berjanji untuk mengulangi lagi bila ada kesempatan.
Demikian kisahku dengan seorang janda cantik. Sampai kini aku paling suka dengan wanita matang setengah baya.
0 komentar:
Posting Komentar