Mencoba Perawan Jilbab
Mencoba Perawan Jilbab - Cerita ini aku menjadi korban seks kisah ini aku alami 2 tahun kemarin saat aku masih menjadi seorang mahasiswa D3 di perguruan tinggi daerah bandung, Aku saat itu, kurang memiliki banyak teman wanita, karena memang aku tidak terlalu pede jika berada di dekat wanita.
Teman-temanku kebanyakan laki-laki, kami selalu melakukan semua kegiatan bersama-sama. Dari belajar bersama sampai makan-makan.Lama kelamaan akupun memiliki beberapa kenalan teman wanita yang juga teman sekelasku. Diantaranya yang bernama Bella. Bella dan juga teman-teman wanita ku sebagian besar memakai jilbab, dan mereka rata-rata anak pengurus masjid kampus.
Awalnya, Bella dan aku tidak terlalu dekat, biasa saja. Justru aku lebih dekat dengan teman-temannya. Hal ini dikarenakan, perawakan Bella yang biasa-biasa saja. Karena selalu memakai baju gamis jilbab, maka bentuk tubuhnya pun tidak terlalu kelihatan.
Namun semakin hari, aku semakin tahu bagaimana karakter Bella, mulailah kita berdua menjadi akrab, namun tetap, aku tidak naksir dia.Sampai suatu hari aku main ke rumah kontrakannya, di rumah itu Bella hanya tinggal berdua dengan kakaknya, Fifi, Teh Fifi pun memakai jilbab.
Nampaknya keluarga Bella sangat soleh sekali. Bella, walaupun memakai jilbab dan cenderung sering berbicara mengenai agama, tidak terlalu fanatis, Ia masih suka mendengarkan musik2 pop yang lagi tren saat itu. Itulah yang membuat aku bisa merasa nyaman dekat dia, karena sebenarnya aku termasuk orang yang kurang dalam ilmu agama.
Baca : Istri Muda Pak RT
Semakin hari semakin sering menghabiskan waktu berdua, anehnya yang muncul dibenakku bukanlah rasa cinta atau suka, seperti yang biasa terjadi di cerita cinta- cerita cinta pada umumnya, namun rasa ingin mencium bibirnya dan menghirup aroma pipinya yang aku lihat dari dekat, jarang sekali Ia menggunakan make-up. Kulit wajahnya tidak terlalu halus, kuning langsat dan sedikit berminyak. Namun aku sering mencium sedikit aroma keringatnya saat ia mendekatkan wajahnya atau tubuhnya atau saat melewatiku.
Nampaknya Bella tidak menyadari bahwa aku semakin memiliki motif menyentuh bagian-bagian tubuhnya yang tertutup dengan jilbabnya.Setiap habis pulang dari rumahnya, aku selalu merenung di kamar dan melamun bagaimana rasanya mencium bibirnya dan menghirup aroma kulit pipinya.
Bagaimana bentuk tubuhnya; Bagaimana rambutnya jika jilbabnya dilepas. Semuanya itu menjadi angan-angan yang ujung-ujungnya membuat aku berhasrat, sampai aku melakukan onani sendiri di kamar.
Kuambil minyak bayi yang ada di atas meja belajar, lalu aku membuka celanaku, duduk dikursi sambil mengocok-ngocok penisku. Perlahan sambil membayangkan Bella ada diselangkanganku sambil mengulum penisku.
Tentunya aku dibantu oleh media, yaitu vcd porno. Terus terang, habis aku ‘keluar’ karena membayangkan Bella, ada rasa deg-degan merasa berdosa, namun entah kenapa aku selalu terus lakukan. Aku sadar, kalo aku tidak punya foto Bella.
Demi mendapat foto Bella, aku teringat ada foto kelas yang baru saja jadi, lalu aku sibuk mencari-cari di mana aku letakkan foto itu. Ketemu! Ada Bella disitu, lalu aku pergi ke warnet untuk men-scan foto tersebut. Setelah disimpan di disket (waktu itu belum ada Flash disk), aku pulang dan kubuka di kamar.
Dengan menggunakan software Adobe Photoshop, aku rekayasa foto Bella, yang wajahnya aku taruh di foto telanjang perempuan asia lainnya. Jadilah foto telanjang Bella, dengan jilbab yg masih dikenakan di kepala, namun dada ke bawah telanjang.Begitu melihat hasil foto tersebut sontak aku jadi ingin onani lagi, kuambil minyak bayi-ku dan aku onani di kamar. (bahkan saat aku menulis cerita inipun, penisku mulai berdeyut tegang). Sejak saat itu, aku mulai ingin terus ketemu Bella, dengan berbagai cara.
Bahkan saat aku main lagi ke rumahnya, aku diam-diam mencuri kaosnya yg digantung di kamarnya, saat Bella lagi cuci piring, ku sembunyikan di tas, dan kujadikan media onani di kamar kosku. Aku membayangkan meraba-raba tetek Bella. “Akkhh.. ndaaa…” Setelah itu aku cipratkan spermaku saat klimaks onani ke kaos Bella tersebut.
Hal itu kuulangi sampai kaos Bella menguning akibat spermaku yang mengering.Suatu hari, saat aku main ke rumah Bella, syukurlah hujan lebat, saat itu aku pura-pura mau berteduh di rumah Bella sampai hujan berhenti.
Saat itu di rumahnya hanya kami berdua, kakanya, Teh Fifi sedang kuliah. Lalu aku pura-pura ngantuk dan ketiduran di karpet ruang tamunya. Aku lakukan ini karena aku tahu tadinya Bella mau mandi, karena ia sudah mengalungi handuk (Bella tetap mengenakan jilbab meskipun di rumah).
Benar, Bella yang masih mengira aku tidur, masuk ke kamar mandi. Pintu kamar mandi Bella sebenarnya agak sulit untuk diintip, namun aku mencoba mengintip dari lubang kuncinya (tipe kuncinya masih tipe lama), aku geser besi kunci yang tergantung dari dalam dengan lidi, sedikit saja, aku lalu bisa melihat ke dalam kamar mandi. Ya Tuhan, aku liat puting susu Bella, kulit tubuhnya lebih putih dari wajahnya, mungkin karena selalu tertutup jilbab.
Aku deg-degan sekali saat mengintipnya mandi. Karena tidak tahan, aku segera pergi ke kamarnya, aku cari-cari benda yang bisa aku ‘semprotkan’ spermaku yang hendak keluar dari penisku ini. Lalu aku melihat mug/gelas milik Bella, ku buka dalamnya ternyata teh manis yang baru saja dibuat Bella untuk Bella minum.
Lalu aku onani dan menumpahkan spermaku ke dalam teh manis Bella itu, entah apa pikiranku saat itu, namun aku ingin sekali Bella menelan spermaku. “oooh…. Ndaaa”. Setelah masuk ke gelas, aku baru sadar, warna sperma dan teh sangat berbeda, teh Bella jadinya seperti berbusa sedikit, aku aduk-aduk saja. Lalu aku tutup lagi mug/gelas itu dengan tutup gelas.
Deg-degan sekali aku jika Bella sadar saat meminum teh manisnya.Aku dengar Bella selesai mandi, ia ternyata sudah berpakaian di dalam kamar mandi (termasuk sudah memakai jilbabnya). “Hey, Ki, udah bangun… bentar ya” Ia menyapaku dan masuk ke kamar.
Hari itu, aku pulang sehabis hujan reda. Aku deg-degan, duh bagaimana jika Bella sadar rasa teh-nya ada yg aneh. Tapi bodo amatlah.Besok-besoknya ternyata Bella bersikap seperti biasa, nampaknya ia tidak menyadari.
Apakah ia tidak meminum tehnya itu? Atau jangan2 kakanya yang minum, toh siapapun yg minum, biar kakaknya aku juga oke2 aja. Ini yg menjadi cikal bakal aku juga jadi punya niatan untuk membayangkan kakaknya menjadi salah satu dari fantasi onaniku.Sampai suatu hari aku dengar Bella kecelakan, Ia ditabrak motor hingga pingsan, mendengar kabar ini, aku dan Saiful (temanku juga) pergi ke rumah Bella hari itu juga.
Di rumah Bella, Cuma ada Rawni (temanku sekaligus sahabat Bella dr kecil) yang menjaga Bella yang terbaring pingsan di kamar. Pipinya lecet dan banyak obat mereh di tangannya. Tubuhnya lemas, dan keringatan. Melihat ini, Ya Tuhan, aku sama sekali tidak empati, justru melihat Bella lemas dan keringatan, aku jadi ingin mencium bau keringatnya dan menjilat wajahnya dan bibirnya.
Apalagi ia tetap dalam mengenakan jilbabnya. Ingin kuraba dadanya yg basah oleh keringat, ah, penisku mengeras! Tiba-tiba, cobaan dari Tuhan semakin menjadi kenyataan, Rawni meminta tolong Saiful untuk pergi ke wartel untuk memberitahukan ke orang tua Bella di Bekasi soal ini sekaligus pergi menebus resep dokter, aku pun dengan wajah munafik berpura-pura menjaga Bella selama pergi. Tampaknya Rawni dan Saiful yakin denganku, karena selama ini di mata mereka aku selalu menjadi teman yang baik, dewasa dan terpercaya.
Setelah kepergian Rawni dan Saiful, aku mulai mengunci pintu, dan mulai mendekati wajahku ke wajah Bella, uummmph ternyata bau keringatnya tidak begitu wangi, tapi bikin aku jadi nafsu. Aku coba panggil-panggil nama Bella, dan menggoyang sedikit mencoba mengetes apakah Bella benar-benar masih pingsan.
Setelah aku yakin, maka ku dekati bibirku ke wajah Bella, lalu aku cium bibirnya, aku buka sedikit bibirnya pakai jariku, untuk kumasukkan lidahku, aku jilat-jilat seluruh wajah Bella. Termasuk lubang telinga dan hidungnya.
Baca : Teman Adikku
Aku raba teteknya, ternyata tidak begitu besar, dan empuk sekali. Penisku tegang sekali, sakit sekali rasanya dan mulai berminyak. Aku deg-degan luar biasa, maka aku buka celanaku, aku ingin onani di wajah Bella, dan ingin menumpahkan spermaku di mulut Bella.
Namun ternya jadi lebih jauh dari itu, aku menyingkap gamis Bella yang seperti rok, membuka celananya, aku liat celana dalamnya, vaginanya berbulu lebat sekali, dan baunya,… umph… pengap sekali rasanya, namun aku tidak perduli, celana dalamnya tidak aku buka, aku hanya menyingkap celana dalam Bella sedikit agar aku bisa melihat vaginanya yang sangat tertutup dengan bulu kemaluan.
Entah apa yang merasuki ku, aku dengan deg-degan luarbiasa, memasukkan penis ke vagina Bella, susah sekali ternyata. “Eghhh.. ayo, nda” sambil aku bergumam.
Aku ingin cepat-cepat selesai, takut ketahuan Rawni dan Syaiful soalnya. Akhirnya aku berhasil, kukangkangkan kaki Bella, aku masukkan penisku, “aduh..ssh” sempit sekali yah ternyata, susah untuk di tarik ulur (keluar masukkan), walau tidak banyak bergerak, tidak sampai 30 detik spermaku langsung keluar, hangat dan banyak, aku banjiri vagina Bella yang belum juga siuman dengan sperma hangatku.
Deg2an sekali hatiku, apalagi aku kaget ternyata, penisku berdarah, namun setelah aku cermati, darah itu mengalir dari vagina Bella, aku langsung ambil lap basah di dapur (masih dalam keadaan tidak bercelana) dan mengelap vagina Bella dan selangkangannya. Aku pakaikan lagi celana Bella seperti semula. Jujur, kakiku lemas sekali, hatiku deg-degan, dan nafasku tersengal-sengal.
Rasanya bercampur antara takut dan senang. Herannya, setelah aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Bella, Bella jadi tidak menarik lagi buatku. Aku jadi merasa Ia sangat tidak menarik, dan bau keringatnya yang tadi sangat merangsangku, sekarang jadi sangat tidak mengenakkan.Rawni dan Saiful datang, mereka tidak curiga sama sekali.
Dua bulan kejadian itu berlalu, Bella hamil, awalnya Ia menutupi, karena aku tahu Ia bingung kenapa ia bisa hamil dan bahkan ia tidak percaya, karena ia merasa tidak pernah berhubungan seks. Apalagi ia berjilbab. Saat itupun tidak ada seorangpun yg curiga denganku, termasuk Bella.
Aku hanya tinggal memasang wajah innocent. Rawni temannyalah yang akhirnya menceritakan hal tsb kepada teman-teman dekatku, semua teman-teman di kampus kaget, Bella tidak lagi masuk kampus sejak hari itu, Ia stress. Saat ini aku tidak tahu lagi bagaimana nasib Bella.
Apakah Ia melahirkan anak yang dikandungnya itu atau tidak. Ya, anak itu, anakku. Satu sisi aku masih merasa bersalah sampai detik ini, namun disisi lain aku tidak lagi memikirkannya. Bella, seorang muslimah berjilbab yang layak untuk digagahi.end.
0 komentar:
Posting Komentar