Erna Pacar Temanku
Erna Pacar Temanku - Sudah menjadi jadwal tetap, setiap hari minggu malam aku dan kawan-kawan ku berempat ngeband di studio. Gitaris ku bernama Mardi datang ke studio membawa pacar barunya. Ah untuk dia dapet pacar sih ga susah, bukan karena wajahnya yg tampan, tapi karena bawaannya yg oke, motor sport.
“wis, pacar baru Mar!”
“hehe, nih kenalin, namanya Erna, yank kenalin temen-temen band ku”
Kami pun langsung bersalaman, hoki banget fikir ku si Mardi dapet cewek kayak begini. Cantik putih bersih, walau badannya pendek tapi bodynya lumayan bohay! Pantatnya aja sampe ngejiplak gitu di hotpantsnya. Bikin konak aja!
Aku, dan kedua temanku langsung akrab dengan Erna. Ternyata pacar si Mardi ini orangnya supel juga, enak di ajak ngobrol, walau kalo aku pribadi rada ga konsen ngeliat pahanya yg semok.
Baca : Muridku Bella ABG Mulus
Waktu itu malam minggu, Mardi mengajak aku dan 2 personil band kami lainnya + 3 sahabat kami untuk bergadang main Playstation di rumah Erna karena disana lagi sepi. Jadi saat itu, ayah Erna sedang pergi ke Balikpapan mengurus kebun sawit miliknya. Erna hanya tinggal bertiga dengan Ayahnya dan pembantunya, dikarenakan Ibunya sudah tidak tinggal bersama mereka setelah ketahuan menikah dengan lelaki lain waktu Erna masih kecil.
Kalo si Mardi sih emang ga aneh, sama sahabat itu bener2 care, disaat rumah pacarnya sepi malah ngundang temen2nya juga kesana untuk maen, kalo aku mah wah… bisa jadi malam pengantin tu malem hahaha!
Kami pun datang kekediaman Erna. Erna membukakan pintu gerbang, saat itu Erna terlihat sangat sexy, dengan balutan tanktop pink dan hotpants hitam. Sial! Ini pacar temen ku, kalau tidak habis lah!
Teman2ku pun bermain playstation, sedangkan aku memilih tidur2an sambil menghabiskan makanan jamuan dr Erna, aku ga begitu suka maen Game.
“Do kok daritadi ga maen?” Ernatiba2 datang sambil membawa lagi makanan dan camilan camilan.
“oh, enggak Erna, gw ga begitu suka maen game, numpang ngabisin makanan aja ya? Hahaha”
“hehe abisin aja makanan banyak disini kok”
Aku dan Erna pun banyak ngobrol dan semakin akrab. Sambil sesekali mencuri2 pandang kea rah dada Erna yg terlihat sekal karena hanya tertutup tanktop.
Semakin larut, satu persatu kawan2ku mula tepar dan tidur, tinggal Gusni sendiri yg maen Ps. Erna sendiri tertidur disampingku. Sial ni si Gusni fikirku, klo dia tidur aku mungkin bias grepe2in si Erna, mumpung si Mardi udah tidur.
“Do, ayolah temenin gua maen Ps, males banget nih maen sendiri!”
“ah ga bias gua” jawabku dengan sedikit gaya mengantuk.
“ah elo Do!”
Gusni pun akhirnya mematikan Ps dan merenahkan badannya. Tak lama ia pun tertidur.
SEMPURNA fikirku.
Kupastikan semuanya benar2 tertidur, akupun berbaring disamping Erna. Aku rasanya sudah tidak perduli dengan persahabatan dengan Mardi, nafsuku sudah telalu menggebu melihat kemolekan Erna!
Perlahan kubelai paha Erna, lembut sekali. Karena penasaran kuraba juga payudaranya. Dengan sangat hati2 dan pelahan-lahan kuremas payudaranya. Rasa tidak puas semakin menghantuiku, akhirnya kucoba perlahan membuka tanktop Erna. Perlahan dari perut hingga terlihat di pusarnya ada bulu2 halus. Kuraba perutnya dengan perlahan, namun tiba2 Erna tersadar dan matanya terbelak. Dengan sigap ku bungkam mulutnya dengan tanganku.
“Hmm hmm” Erna meronta – ronta, aku pun melotot kearahnya member isyarat untuk diam, tapi sepertinya dia tak mengindahkannya.
Kulirik kawan2ku, mereka semua masih pulas tertidur. Aman! Akupun langsung merangkul dan membawa Erna ke kamar sambil terus membekapnya. Kami jatuhkan badan kami di atas kasur dan tanganku masih terus membungkam mulutnya.
“Erna! Diam!”
Terus kuyakinkan dia untuk tenang, lama2 akhirnya ia seperti lelah untuk meronta, perlahan kubuka bungkaman tanganku.
“lo jangan teriak Erna! Tapi terserah sih, klo lo teriak bakal gua kasih tau ke semuanya klo tadi di ruang tamu lo udah gua grepe2! Mau ga?!” dalam hati kecil aku sebenernya takut juga, mudah2an dia mau menurut.
“tapi kenapa sih Do! Lo kan temen cowok gw, masa lo tega kayak gini ke gw!”
“karena gua suka lo Erna!”
“tapi..”
Sebelum membiarkan dia berbicara cepat2 ku lumat bibirnya. Dia berusaha mendorong tubuhku tapi terus kutahan dan semakin kupeluk erat, hingga akhirnya ciuman ini terasa terbalas. Erna tak meronta dan justru ikut memainkan lidahnya.
Aku pun beranjak menciumi lehernya yg putih jenjang.
“Do, kalo cowok gua tau.. owh..”
Aku tak menjawab pertanyaannya, aku terus konsentrasi membangkitkan birahi Erna. Satu persatu kulucuti pakainya, tanktop, BH, hotpants dan CD nya hingga ia telanjang bulat.
Kulumat payudaranya sambil memeras payudara satunya, sedangkan tanganku yg lain menggelitik klitoris Erna.
“owh..ahhhh…”
Erna semakin horny sepertinya. Akupun segera melucuti pakaianku. Dengan segera penisku yg sudah lumayan berotot kusodorkan ke mulut Erna. Tanpa ada protes dan paksaan dia pun langsung melumat penisku. Enak sekali rasanya kuluman pacar si Mardi ini.
“lo sering nyepong si Mardi ya Erna?” tanyaku sambil engos2an merasakan nikmatnya kuluman Erna.
Erna berhenti mengulum penisku dan mengocok ngocok penisku dangan perlahan.
“iya, beberapa kali dia gua sepongin Do”
“klo ML sama dia pernah?”
“kalo ML belom, gw sama sekali belom pernah ML juga”
Haha! Masih perawan ternyata. Bagus juga nih jarang2 merawanin cewek cantik dalam fikirku.
“yaudah, sekarang lo gw ajarin ML Erna”
“enggak ah! Ga mau gua, ga mau kalo sampe ML!”
“lo mau gua kasih tau ke Mardi klo lo abis nyepong gw?”
“Do plis klo ML gua ga berani..”
Aku tak mengindahkan permohonannya, kudorong tubuhnya ke kasur dan kutarik pinggulnya.
“ga apa-apa, rileks aja Erna”
“Do….jangan…”
Pelahan ku masukan penisku ini ke liang V Erna, semakin ku tekan dia merintih.
“Do, aww, sakit!”
Kutindih badannya, dan kulumat bibirnya. Pelahan kumasukan lagi penis ku, saat ia ingin teriak karena kesakitan kutekan bibirku. Hingga akhirnya semua penisku masuk.
Luar biasa nikmat sekali rasanya, terasa ada cairan hangat disekitar penisku, kucabut perlahan dan ternyata itu darah keperawanan Erna. Terlihat Erna masih menahan sakit di V nya akibat hentakan penisku tadi.
Baca : Ngentot Anak Kuliahan
“maaf ya Erna, sakit ya?”
Ia menahan suara tangis nya, kucium perlahan bibirnya sambil kembali memasukan penisku lagi. Sesekali ia kembali menahan teriakan sakit. Terus dan perlahan kulakukan berulang2 hingga akhirnya Erna terlihat menikmati permainan ku. Bahkan kini terlihat Erna semakin bersemangat dengan rintihan2 nya.
“awh..ochh.. Do…”
“mau lebih keras Erna?”
“iya Do…”
Hingga tak terasa 15 menit kuhabiskan dengan erangan dan desahan nikmat.
“Do..och..”
“mau keluar ya Erna?”
“iya nih kayaknya do.. achhh…”
Erna pun orgasme terlebih dahulu, kuku2 jarinya mencakar punggung ku. Sangat jelas Erna menikmati orgasme pertamanya ini.
“Erna gw juga mau keluar nih, didalem aja ya?”
“jangan, diluar aja Do!”
Akupun segera mencabut penisku dan memuntahkan sprema di wajah dan pipi Erna, entahlah tapi aku merasa ini sperma terbanyk yg penah aku keluarkan.
“Gimana Erna enak kan?”
“iya.. Do plis jangan bilang2 Mardi ya..”
“ya enggak lah gila aja lo Erna”
“satu lagi..”
“Apa Erna?”
“Kapan-kapan kita ML lagi ya..”
Nah kena juga si Erna! Ternyata dia puas dengan permainan ku. Setelah membersihkan sprema di wajah Erna aku langsung mencium mesra bibirnya.
Aku pun langsung beranjak kembali ke ruang tengah dan tidur berasama teman2ku, termasuk dengan Mardi, pacar dari wanita yg baru saja aku perawani.
Setelah kejadian itu, kadang setiap sabtu sore, aku dan Erna kencan diam2 tanpa sepengetahuan Mardi. Biasanya kami menyewa villa di puncak, karena sanking maniac nya Erna kini, dia bahkan rela membayar semua keperluan kami agar bias ML. dan asal tau aja, sampe sekarang Mardi belom pernah ngerasain memek Erna, aku malah udah sering hehehe.
0 komentar:
Posting Komentar